Selasa, 22 November 2011


FORMAT PENELITIAN

1. Cover (Contoh Terlampir)
2. Halaman Persetujuan (ContohTerlampir)
3. Motto
Klimat yang dijadikan sebagai semboyan untuk motifasi hidup,
Contoh. Maju terus pantang mundur.
4. Persembahan
Hadiah yang ditujukan (kepada orang yang terhormat)
5. Kata Pengantar
Ucapan puji syukur kepada yang Maha Kuasa dan ucapan terima kasih kapada seseorang atau pihal lain yang terlah memberikn bimbingan dan dukungan dalam penulisan karya ilmiah.
6. Daftar Isi
7. Daftar Bagan (Jika Ada)
8. Daftar Tabel (Jika Ada)
9. Abstrak
Ringkasan isi, ikhtisar, inti (skripsi, laporan, dan lain-lain).

BAB 1
Pendahuluan
1.      1. Latar Belakang Masalah
2.      2. Rumausan Masalah
3.      3. Tujuan Penelitian 
       4. Manfaat Penelitian

BAB II
Landasan Teori
(Berawal dari pengertian yang umum kekhusus)

BAB III
Metode Penelitian
1.     1. Tempat dan Waktu Penelitian
2.      2. Objek Penelitian
3.      3. Data dan Sumber Data
4.      4. Teknik Pengumpulan Data
5.      5. Teknik Analisis Data

BAB IV
Pembahasan atau Hasil Penelitian

BAB V
Penutup
1.      1. Kesimpulan
2.      2. Saran

Daftar Pustaka
Contoh
1.      Dari Buku
Mahsun. 2005. Metode penelitian Bahasa Tahapan Strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta : PT Remaja Raja Grafindo Persada.
2.      Dari Internet
Putri, Melani. 2010. Pengertian Konflik Sosial. http://id.shvoong.com/tags/ pengertian-konflik-sosial. 28 Oktober 2010. 21. 08. Wib.
Atau http://id.shvoong.com/tags/ pengertian-konflik-sosial.

Lampiran
1.      Gambar atau Foto (Jika Ada)
2.      Biodata Peneliti (1 kelompok)















Cover

JUDUL PENELITIAN



TUJUAN PENELITIAN






Oval: LOGO 
SEKOLAH
 












NAMA PENELITI



NAMA LEMBAGA ATAU SEKOLAH


















HALAMAN PERSETUJUAN


JUDUL PENELITIAN



Nama Peneliti





Mengetahui

            Pembimbing I                                                                          Pembimbing II




            (                       )                                                                       (                       )




                                                            Kepala Sekolah



                                                (                                               )





Senin, 07 Maret 2011

PMA

KAJIAN TEORI


1. Kejelasan Tampilan Visual
Tampilan visual akan efektif dalam penyampain pesan jika peserta didik dapat dengan jelas melihat kata-kata, gambar, diagram, tabel dan apapun yang ada dalam tampilan.
2. Energi yang dibutuhkan untuk menginterpretasi pesan
Tujuan digunakannya tampilan visual adalah untuk mempermudah proses penyampaian pesan. Oleh karena itu tampilan visual haris diupayakan sedemikian rupa agar peserta didik tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak usaha untuk dapat memahami pesan yang disampaikan. Untuk itu, tampilan visual dapat dikembangkan denagan mendiptakan pola dasar, menjaga konsistensi dan menggunakan kombinasi warna yang harmonis.
3. Keterlibatan aktif peserta didik dalam menyampaikan pesan
Dalam tampilan visual perlu dilakukan upaya yang khusus untuk memberikan daya tarik tersendiri. Berikut ini terdapat empat pendekatan yang dapat membantu peningkatan daya tarik tampilan visual.
a. Mengupayakan kebaruan.
b. Memilih gaya yang sesuai denagn karakteristik pederta didik.
c. Menggunakan warna yang menarik untuk mendapatkan perhatian.
d. Menggunakan tekstur dan faktur interaktif
4. Fokuskan perhatian pada tampilan visual
Untuk memfokuskan tampilan peserta didik dapat dilakukan dengan dua hal adalah sebagai berikut:
a. Sinkronisasi pola desain.
b. Member bimbingan direktif.

A. Pengembangan tampilan visual
Dalam pengembangan tampilan visual ada tiga variable yang perlu diperhatikan, yaitu
1. Elemen
Dalm pengembangan tempilan visual bentuk cetak dimulai dengan mengumpulkan pictorial dan elemen teks yang akan dimunculkan dalam tampilan. Elemen ditentikan dengan analisis instriksional yang terlebih dahulu dilakukan. Elemen dapat dibedakan menjadi dua yaitu elemen visual dan elemen verbal. Selain itu ada juga elemen yang dapat menimbulkan daya taeik tampilan yaitu denagan surprise, tektur untuk memunculkan kesan tiga dimensi, interaksi peserta didik denagn tampilan.
2. Pola
Setelah memuuskan elemen yang akan digunakan, kemudian menyusun pola dan dihaluskan sedemikian rupa sehingga pesrta didik dapat diarahkan untuk melihat tampilan. Factor yang dapat mempengaruhi tampilan utuh adalh aligment dan elemen,mbentuk, keseimbangan, dan warna.aligmen merupaka menunjukkan pengaturan letak elemen sementara itu bentuk-bentuk yang sudah dikenal dapat dimanfaatkan untuk memposisikan elemen.
3. Pengaturan
Setelah selesai dengan bentuk utuh tampilan, langkag berikutnya adalah menyusun semua elemen sesuai denagn pola yang telah dipilih. Ada empat faktor yang perlu diperhatiakn dalam pengaturan yaitu kedekatan, petunjuk, kontras, dan konsistensi. Kedekatan berkaitan dengan asumsi peserta didik bahwa elemen yang diletakkan berdekatan mempunyai hubungan erat dan elemen yang diletakkan menjauh tidak mempunyti hubungan.
B. Pengembangan dan pemanfaatan Story Board dalam pembalajaran
Story board merupakan salah satu cara yang praktis digunakan pada saat kita merencanakan mengembangkan satu set tampilan visual.
Story board sering digunakan karena memberikan fleksibelitas dalam proses pengembangan serial tampilan visual. Story board bermanfaat untuk beberapa hal, antara lain:
1. Mengurutkan informasi.
2. Pratek penarikan kesimpulan.
3. Membuat perencanaan.
Secara fisik bentuk stori board adalah permukaan dimana pada permukaannya dapat melihat tempelan tampilan visual yang yang akan digunakan. Teknik story board memungkinkan dilakukan penambahan, penguranagn, penggantian, perbaikan, maupun simulasi urutan karena kartu-kartu dapat dipindahkan dengan mudah. Ada tiga kemungkinan yang dqapat dilakukan untuk kartu stori board:
1. Dibuang
2. Diedit
3. Disusun ulang
C. Pembuatan papan story board
Papan story board dapat dibuat dari teakwood, plastic, atau bahan lain yang kuat. Berikut ini factor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan format papan story board.
1. Tujuan
2. Mekanisme kerja
3. Durasi pengembangan

SILABUS dan RPP

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
`Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, silabus, dan RPP dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Dalam situasi demikian peran pengawas sangat diharapkan. Pengawas sharusnya memberikan dorongan sekaligus membimbing para kepala, wakil kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk mengembangkan KTSP, silabus, dan RPP sebagai bagian tak terpisahkan. Di sekolah-sekolah harus dikembangkan tradisi baru, yaitu bukan hanya bekerja keras, namun juga berpikir keras untuk menyahuti otonomi dan kewenangan yang telah diberikan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Dari makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Apa yang dimaksud dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
3. Bagaimana bentuk format Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan Apa yang dimaksud dengan silabus.
2. Mendeskripsikan Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Mendeskripsikan Bagaimana bentuk format Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
D. Manfaat
1. Mengetahui tentang Silabus.
2. Mengetahui tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Mengetahui tentang format Silabus dan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).







BAB II
PEMBAHASAN

A. SILABUS
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian BSNP (dalam Depdiknas, 2008).
Menurut Depdiknas (2006) Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok;
2. bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan
3. bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Menurur Yahya Nursidik (www. apadefinisinya.blogspot.com: 2009) bahwa Silabus adalah
1. Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran (salim, 1987:98)
2. Merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajara dan penilaian yang disusun secara sitematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,2004:123)
3. Salah satu rancangan kurikulum pembelajaran.
4. Merupakan ringkasan isi komponen-komponen kurikulum
5. Penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan pokok-pokok/uraian materi yang harus dipelajari siswa ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan alokasi waktu per mata pelajaran per satuan pendidikan dan per kelas.
6. Salah satu tahapan pengembangan kurikulum, khususnya untuk menjawab “apa yang harus dipelajari?”
7. Merupakan hasil atau produk pengembangan disain pembelajaran, seperti PDKBM, GBPP, dsb.
2. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dalam Depdiknas (2006) dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
a. Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
b. Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.

c. Kelompok Kerja Guru (MGMP/PKG)
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
d. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Depatemen Pendidikan Nasional.
3. Prinsip Pengembangan Silabus
Prinsip pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Prinsip pengembangan silabus menurut Yahya Nursidik (www. apadefinisinya.blogspot.com: 2009) dapat didefinisikan menjadi tiga bagian.
a. Ilmiah
Materi pembelajaran yang diberikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran secara ilmiah. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis siswa.
b. Sistematis
Silabus dianggap sebagai suatu system sesuai konsep dan prinsip system, penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan system atau langkah-langkah pemecahan masalah.
c. Relevansi,Konsitensi, dan Kecakupan
Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian, keterkaitan, konsitensi dan kecakupan antara standar kompetensi, kompetnsi dasa, materi pokok, pengalaman belajar,system penilaian dan sumber bahan(DepDIknas, 2004:11)

4. Tahap Pengembangan Silabus
Tahap pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi enam bagian yaitu:
a. Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi-media dan internet.
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Standar Kompetensi Lulusan serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
c. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
d. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan komunitas sekolah lainnya.
e. Penilaian Silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.

5. Komponen silabus
Silabus memuat sekurang-kurangya komponen-komponen berikut ini:
a. Identifikasi
b. Standar Kompetensi
c. Kompetensi Dasar
d. Materi Pokok
e. Pengalaman Belajar
f. Indikator
g. Penilaian
h. Alokasi Waktu
i. Sumber/Bahan/Alat
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Pengertian RPP
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (www.rppsilabus.wordpress.com: 2009).
Yahya Nursidiq www.(apadefinisinya.blogspot.com : 2009) menjelaskan tentang pengertian RPP dapat dideskripsikan menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a. Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
b. Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus.
c. Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan.

d. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Sedangkan menurut kiranawati (www.gurupkn.wordpress.com: 2007) bahwa RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan.
2. Landasan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar” (Depdiknas, 2008).
3. Unsur Pokok Pengembangan RPP
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP dalam depdiknas (2008) meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.
c Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Prinsip pengembangan silabus menurut yahya Nursidik (2009) dibagi menjadi beberapa bagian yaiotu:
a Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
b Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran
d Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e Keterkaitan dan keterpaduan
f Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
5. Tujuan Dan Manfaat RPP
Tujuan dari penyusunan RPP menurut Yahya Sidik (2009) adalah:
a Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indicator
b Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
c Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa
d Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect
6. Prinsip Penyusunan RPP
Prinsip penyusunan RPP menurut Yahya (2009) digolongkan menjadi beberapa bagian:
a Spesifik
b Operasional
c Sistematis
d Jangka pendek (1-3 kali pertemuan)
Sedangkan prinsip penyusunan RPP menurut Depdiknas (2008) RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran berikut:
a. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
b. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
d. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
e. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi.
f. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
g. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator,bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar (Depdiknas, 2008).

C. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus
1. Format Silabus
Dalam menyusun silabus, penyusun silabus dapat memilih salah satu model format di antara beberapa format berikut ini.
Format 1
SILABUS
Nama Sekolah:……………………………………………….
Mata Pelajaran:……………………………………………….
Kelas/Semester:…………… / ……………………………….
Standar Kompetensi: ……………………………………….......

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat




Format 2
SILABUS
Nama Sekolah: …………………………………………………
Mata Pelajaran: …………………………………………………
Kelas/Semester: …………… / ………………………………..

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/
Alat



Format 3
SILABUS
Nama Sekolah: …………………………………………………
Mata Pelajaran: …………………………………………………
Kelas/Semester: …………… / ………………………………..
I. Standar Kompetensi : ...
II. Kompetensi Dasar : ...
III. Materi Pokok : ...
IV. Pengalaman Belajar : ...
V. Indikator : ...
VI. Penilaian : ...
VII. Alokasi Waktu : ...
VIII. Sumber/Bahan/Alat : ...

2. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelasw/Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Alokasi Waktu :
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembel;ajaran
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
5. Media Pembelajaran
6. Sumber belajar
…….., ………………….
Mengetahui Guru Mta Pelajaran
Kepala Sekolah



Arif Kurniawan
NIP ……………………… NIM A310070137


BAB III
KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajarSedanglan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Antara RPP dan Silabus memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar karena dengan adanya RPP dan Silabus akan lebih mudah seorang guru dalam menentukan meteri yang akan diajarkan sehingga sesuai dengan SK dan KD.






DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum.
Kiranawati. 2007. Buku Saku KTSP (5). http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/21/buku-saku-ktsp-5/. Diakses 17 Maret 2010.
Nursidik, Yahya. 2009. Deskripsi Rancangan Silabus atau Rancangan Silabus. http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/deskripsi-rancangan-silabus-atau.html. Diakses 17 Maret 2010.
Nursidik, Yahya. 2009. Deskripsi Rencana Pelaksanaan pembebelajaran http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/deskripsi-rencana-pelaksanaan.html. Diakses 17 Maret 2010.
Supinah. 2008. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematiika SD dalam Rangka Pengembangan KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
.2009. PengertianRPP. http://rppsilabus.wordpress.com /2009/03/04/ landasan-rpp/. Diakses 17 Maret 2010.

BATIK

TEKA-TEKI SERAGAM BATIK

Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah atau tempat untuk mendidik dan menjadikan anak didik menjadi orang yang berguna baik kepada orang tua bangsa dan Negara. Kita sebagai calon pendidik kelak akan menjadi contoh bagi anak didiknya , maka seorang pendidik harus belajar bagimana menerapkan kedisiplinan bagi diri sendiri terutama sesuatu yang dapat dilihat secara langsung seperti dalam bertingkahlaku maupun dalam berpakaian sebelum menerapkan kedisiplinan itu kepada anak didiknya.
Dalam pengadaan seragam PGSD menimbulkan berbagai polemik baik pro dan kontra, ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju. Menurut pendapat para mahasiswa PGSD tentang pengadaan seragam.
Pada dasarnya pengadaan seragam batik, sebenarnya bukan hanya diterapkan untuk jurusan PGSD saja tetapi untuk seluruh mahasiswa FKIP, sebab dengan pengadaan seragam batik akan menjadikan ciri khas dan identitas diri bagi calon pendidik dan sekaligus juga sebagai wujud pelestarian budaya dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, khususnya kota solo yang terkenal akan kota budaya (Solo The Spirit of Java) . Akan tetapi karena program jurusan PGSD adalah program baru maka pengadaan seragam batik hanya dterapkan pada jurusan PGSD saja. Pengadaan seragam batik merupakan himbauan dari Ketua Jurusan (Kajur) yang ditujukan untuk mahasiswa PGSD. Dari Kajur memberikan keputusan ini lewat organisasi jurusan yaitu HMP untuk sisampaikan kepada seluruh mahasiswa. HMP disini sebagai jembatan penghubung penyalur aspirasi dari mahasiswa kepada kajur dan dari kajur kepada mahasiswa. HMP diberikan wewenang sepenuhnya untuk mengelola pengadaan seragam PGSD, ujar Hasan selaku mahasiswa PGSD.
Menurut Hasan Askari mahasiswa semester 6, pengadaan seragam batik sangat setuju karena seragam batik akan menjadi ciri khas dan identitas tersendiri bagi kita khususnya sebagai calon pendidik, dan juga unjuk melestariakan budaya sendiri.
Adi mahasiswa semester 4 berpendapat bahwa pengadaan seragam PGSD baik batik maupun hitam putih, dia setuju karena seragam batik melambangkan budaya. Jika kita mamakai seragam batik maka kita membudayakan budaya kita sendiri supaya tidak punah serta dapat menimbulkan rasa cinta terhadap budaya khususnya batik. Sedangkan menurut Fathul Mubin mahasiswa semester 4, ia tidak setuju dengan pengadaan seragam batik PGSD karena setiap mahasiswa hanya mempunyai satu seragam batik saja, seandainya seragam batik itu basah karena kehujanan atau rusak karena sebab yang lain maka tidak ada gantinya, padahal untuk seragam batik karus dipakai setiap perkuliahan khususnya pada hari selasa dan kamis.
Seragam untuk progdi PGSD yang lazimnya pada hari senin dan kamis memakai pakaian putih dan rok hitam, ada akan diganti dengan seragam PSH. Keputusan ini menjadi pro dan kontra dikalangan mahasiswa PGSD. Banyak yang menilai penggunaan PSH sebaiknya digunakan saat sudah menjadi guru atau PNS saja. Namun kalangan yang pro dengan peraturan baru ini menyambut baik hal ini.
Kepala jurusan sendiri sepenuhnya mempercayakan masalah seragam kepada HMP (Himpunan Mahasiswa Progdi). Ketua HMP pun sudah menyetujui penggunaan seragam PSH untuk menggantikan seragam putih hitam yang lama. Pemberlakuan peraturan baru tentang seragam ini akan diberlakukan pada semester genap mendatang Diharapkan dengan menggunakan seragam PSH seperti yang dipakai oleh para guru dalam perilakunya dapat mencerminkan seorang guru.
Berdasarkan hasil rapat Sabtu (11/07) di utara gedung I menghasilkan keputusan tentang pengadaan seragam batik untuk Mahasiswa Baru PGSD angkatan 2009/2010. Keputusan yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Pembayaran gelombang 1 dilakukan tanggal 13, 22, 31 Juli 2009 di Stand Pendaftran PPA Mahasiswa Baru PGSD UMS.
2. Pembayaran gelombang 2 dilakukan tanggal 10 – 19 Agustus 2009 di Cafe PGSD (Saat PPA & Masta Mahasiswa Baru, HMP PGSD UMS mengadakan Stand Cafe)
3. Harga kain baju batik => 2 m => Rp 40.000,- (Rp 20.000,-/ meter)
4. Harga kain celana => 1,5 m => Rp 39.000,- (Rp 26.000,- / meter)
5. Pengambilan bakal seragam tanggal 20 Agustus 2009 (Setelah PPA) atau tanggal 21 Agustus 2009 (pukul 07.00 – 12.00 wib).
Program studi PGSD,ada satu aturan baku yang tidak boleh dilanggar,salah satunya adalah seragam. Untuk memangapi aturan ini sengaja dibuat untuk membentuk pribadi mahasiswanya,karena sebagai calon guru SD,kepribadian sangatlah penting karena guru SD adalah pendidik yang sangat berperan dalam pembentukan karakter anak. Selain itu,diharapkan juga dengan adanya seragam ini,tingkah laku mahasiswa juga terjaga karena ada beban moral untuk menjaga nama baik PGSD. Program pemakaian seragam ini telah disetujui oleh pimpinan fakultas dan telah dirapatkan dengan para dosen.

Kesepakatannya adalah sebagai berikut :
1. Hari senin dan rabu,atasan putih,bawah hitam.
2. Hari selasa dan kamis,memakai seragam batik yang telah ditentukan.
3. Jumat dan sabtu berpakaian bebas sopan.
Pemilihan batik disesuaikan dengan budaya kota solo,sedangkan hitam putih merupakan kesepakatan bersama. Untuk jumat dan sabtu diberikan kebebasan agar tidak kehilangan identitas diri.